Yuk, Ketahui Tips Menjaga Kesehatan Mata Anak Saat Belajar Online!

Selama penularan Covid-19 masih meningkat, berarti kegiatan belajar anak di rumah semakin diperpanjang. Saat anak belajar online di rumah tentu saja memakai berbagai perangkat digital. Mulai dari handphone, laptop, komputer bahkan tablet. Perangkat apa yang biasa Anda berikan untuk anak saat belajar online di rumah?

 

Penggunaan perangkat digital pada anak memang tidak memiliki dampak langsung pada mata. Namun sebagai orangtua, Anda perlu mengatur jarak antara pandangan mata anak dengan perangkat digital yang ada dihadapan anak. Mengapa? Karena near-work activity memiliki pengaruh atas perkembangan miopia mata anak, sebagai akibat adanya kebiasaan melihat dengan jarak terlalu dekat, temasuk melihat perangkat digital saat belajar online di rumah.

 

Penggunaan perangkat digital pun tidak menjadi masalah apabila durasinya tidak terlalu lama. Nah, akan menjadi masalah ketika menggunakan perangkat tersebut dalam waktu yang lama sehingga menjadi penyebab mata lelah untuk anak Anda. Di sinilah pentingnya peranan Anda dalam menjaga kesehatan mata anak.

 

Jika dalam keadaan normal, mata manusia mampu berkedip 15 kali per menit. Lain halnya jika Anda atau anak sedang berada di depan layar digital, cahaya yang ada pada perangkat digital bisa menyebabkan seseorang hanya berkedip 5-7 kali per menit. Perbedaan inilah yang menjadi penyebab mata seseorang menjadi lelah.

 

Sebenarnya ada solusi untuk Anda dalam menjaga kesehatan mata anak saat belajar online, yakni dengan menerapkan metode 20-20-20. Mungkin anak tak akan mengerti, butuh arahan dan bimbingan orangtua agar bisa menerapkan metode ini. Caranya mudah, setelah 20 menit melihat layar digital, arahkan anak untuk 20 detik istirahat melihat atap langit-langit atau benda jauh yang jarak sekitar 6 meter (20 kaki).

 

Untuk Anda dan para orangtua yang membaca artikel ini, pastikan bahwa penggunaan perangkat digital hanya difokuskan untuk keperluan sekolah. Untuk aktivitas hiburan lainnya, lebih baik dialihkan dengan aktivitas lain seperti berolahraga, bermain musik atau menggambar. Hal ini baik dilakukan agar mata anak tidak cepat lelah dan menghindari terjadinya kelainan refraksi yang menjadi penyebab mata anak menjadi rabun jauh, rabun dekat atau silinder.

 

Kelainan refraksi pun sebenarnya bisa Anda ketahui dari aktivitas anak sehari-hari, seperti mengernyitkan dahi atau menyipitkan mata saat melihat. Kelainan refraksi sendiri pun bisa disebabkan oleh dua faktor, yakni faktor genetik dan faktor lingkungan atau kebiasaan anak. Faktor lingkungan atau kebiasaan bisa dipengaruhi dari aktivitas anak, seperti jarak saat membaca, penggunaan perangkat digital dan pencahayaan saat membaca.

 

Apalagi di masa pandemi Covid-19 saat ini, aktivitas anak akan lebih banyak di depan perangkat digital. Jadi, menjaga kesehatan mata anak perlu perhatian ekstra dari para orangtua. Tidak ada salahnya memeriksakan mata anak Anda di Optik khusus anak, yakni Optik Tunggal Next Generation atau Optik Tunggal terdekat Anda. Tak perlu khawatir harus ke mal atau keluar rumah, Anda hanya perlu menghubungi hotline Optik Tunggal Mobile Experience untuk pemeriksaan mata dan kebutuhan lainnya. Klik di sini untuk informasi seputar Optik Tunggal Mobile Experience!

BAGIKAN